Menjadi Buar Bibir Setelah Meninggal
Pujian orang yang disampaikan langsung di hadapan kita, sarat dengan tendensi dan kepentingan. Pujian orang yang disampaikan ketika kita tiada, itulah pujian yang sebenarnya.
Karena itu, diantara doa Ibrahim yang Allah sebutkan dalam al-Quran, beliau memohon agar menjadi buah bibir setelah beliau meninggal,
وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ
Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian (QS. As-Syu’ara: 84).
Ibrahim memohon kepada Allah, agar dia diberi taufik untuk menjadi sumber kebaikan, sehingga semua orang memuji beliau, hingga hari kiamat.
Karena pujian manusia adalah kesaksaian mereka atas perbuatan dan perilaku kita di dunia.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Suatu ketika para sahabat melihat seorang jenazah yang diangkat menuju pemakamannya. Merekapun memuji jenazah ini. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وجبَتْ، وجبتْ، وجبت
”Wajib.., wajib.., wajib.”
Tidak berselang lama, lewat jenazah lain. Kemudian para sahabat langsung mencelanya. Seketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وجبَتْ، وجبتْ، وجبت
”Wajib.., wajib.., wajib.”
Umarpun keheranan dan bertanya,
”Apanya yang wajib?”
Jawab sang Nabi,
هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا، فَوَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا، فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الأَرْضِ
”Jenazah pertama kalian puji dengan kebaikan, maka dia berhak mendapat surga. Jenazah kedua kalian cela, maka dia berhak mandapat neraka. Kalian adalah saksi Allah di muka bumi.” (HR. Bukhari 1367 & Muslim 949).
Jadilah manusia yang menebar kebaikan bagi lingkungannya, semoga pujian mereka menjadi saksi atas kebaikan kita.